Salah satu sumber rujukan penetapan hukum islam adalah hadits. Selain al-Qur’an, hadits berperan menjabarkan ajaran-ajaran islam, disamping menjelaskan maksud al-Qur’an yang masih samar.
Tidak semua hadits dapat menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan hukum. Hanya hadits-hadits tertentu yang bisa dijadikan sandaran.
Baca: Aspek kuantitas dan kualitas hadits
Dari sekian banyak nama dan jenis hadits, hadits mutawatir lah yang menjadi sumber terkuat setelah al-Qur’an. Karena banyak diriwayatkan oleh para sahabat.
Sesuai dengan nalar manusia, semakin banyak orang terpercaya memberikan kabar, pasti semakin kuat kebenaran kabar tersebut.
Lantas bagaimana dengan hadits masyhur? Padahal, dari segi nama, masyhur artinya terkenal, tentu tidak sedikit yang meriwayatkan.
Mengingat keduanya mirip, maka di artikel ini perlu diuaraikan bagaimana perbedaan hadits mutawatir dan masyhur.
Perbedaan Hadits Mutawatir dan Masyhur
Sebagaimana dikemukakan di atas, hadits mutawattir diriwayatkan oleh banyak sahabat, lalu diriwayatkan lagi oleh banyak orang setelahnya. Sehingga dengan banyaknya rawi (orang yang meriwayatkan), timbul keyakinan bahwa hadits yang dimaksud benar-benar berasal dari Rasul.
Seperti yang saya kutip dari situs http://majles.alukah.net/t116244/
من الأمثلة على ذلك حديث : “من كذب عليَّ متعمداً فليتبوَّأ مقعدَه من النار”. فقد رواه عن النبي صلّى الله عليه وسلم أكثر من ستين صحابيا، منهم العشرة المبشرون بالجنة، ورواه عن هؤلاء خلق كثير.
Diantara contoh-contoh hadits mutawatir adalah hadits tentang “barang siapa yang sengaja berbohong tentangku, maka bersiaplah tempatnya adalah neraka”. Hadits nabi SAW ini diriwayatkan oleh lebih dari 60 sahabat, diantara mereka terdapat 10 sahabat yang dijanjikan masuk surga. Kemudian diriwayatkan kembali oleh banyak orang setelah mereka.
Berbeda dari mutawattir, hadits mashur memang diriwayatkan banyak orang, namun perawi awalnya berjumlah sedikit. Setelah itu, diriwayatkan kembali oleh banyak orang.
Baca juga:
1. Analisa Hukum Hadits Maqbul dan Mardud
2. Daftar Lengkap Aspek Kuantitas dan Kualitas Hadits
3. Cara Menganalisa Kontradiksi Hadits dalam Menggali Hukum Islam
4. Daftar Singkat Istilah Hadits
Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan berikut:
Pada gambar di atas, mulanya hadits tentang niat diterima oleh segelintir orang terpercaya, kemudian setelah itu diriwayatkan oleh orang banyak.